Dukun beranak di zaman modern

June 04, 2018

Assalamu'alaikum

Tulisan kali ini saya mau cerita true story tentang sosok yang mungkin asing di telinga anak zaman sekarang. Dukun beranak atau dalam Bahasa Sunda PARAJI, nama paraji bukan berarti orang yang menggeluti bidang ini adalah bapak-bapak :D paraji sejarah nya di ambil dari kata purah dan jiji yang mana purah ini berarti tukang dan jiji artinya "barang yang kotor" seperti halnya pada darah saat persalinan.

Pengertian paraji menurut DEPKES RI ( 1994 )

"Paraji adalah seorang anggota masyarakat pada umumnya seorang wanita yang mendapat kepercayaan serta memiliki keterampilan dalam menolong persalinan secara tradisional dan memperoleh keterampilan tersebut dengan secara turun termurun, belajar secara praktis atau dengan cara lain yang menjurus kearah peningkatan keterampilan bidan serta melalui petugas kesehatan".

Nah itu gambaran sekilas tentan definisi dukun beranak / paraji, kebetulan saya mengenal satu sosok paraji di Bandung nama beliau Ma' Eja beliau menjadi seorang dukun beranak / paraji sudah sangat lama sekali. Berawal dari profesi ibunya yang juga sebagai dukun beranak / paraji dulu beliau selalu ikut ibunya pergi untuk menolong wanita-wanita yang akan melahirkan. Awal karirnya di awali saat ibu nya sakit keras dan ada orang yang membutuhkan pertolongan untuk bersalin tapi ibu beliau tidak bisa pergi kemana-mana saat itu karena sakit dan terpaksa beliau ini yang harus menolong persalinan wanita itu. Rasa jijik dan canggung berkecamuk dalam dada beliau tapi tidak ada cara lain bidan masih sangat jarang saat itu, dengan dukungan suaminya yang selalu meyakinkan bahwa menolong sesama adalah hal yang mulia.


Foto Ma' Eja Paraji

Selama satu bulan setelah menolong persalinan Ma' Eja bertutur bahwa tidak bisa menikmati makanannya seperti biasa, darah selalu terbayang-bayang dalam benaknya.

Sebagai informasi setelah ibu nya sakit keras dan beliau harus menolong persalinan hanya bermodalkan pengalaman yang ibu nya ajarkan. Ma' eja mengikuti pelatihan sebagai dukun beranak / paraji yang di bimbing oleh dokter-dokter dari rumah sakit ternama di Bandung. Sosok suami juga lah yang selalu memberikan dukungan untuk terus belajar meskipun harus berjalan kaki sangat jauh untuk sampai di tempat pelatihan, pekerjaan yang penuh akan resiko antara hidup dan matinya seseorang, cibiran dari tetangga atau rekan se profesi dari daerah lain sudah menjadi hal yang lumrah tapi Allah sudah memberikan jatah rizki kepada setiap hambanya. Dulu saat bidan masih jarang hampir seluruh daerah di sekitar tempat tinggal Ma' Eja, beliau sendirilah yang menolong persalinan para ibu-ibu ini. Sebelumnya beliau mengikuti pelatihan berbulan-bulan hingga akhirnya dinyatakan layak untuk menolong persalinan.

Kebiasaan beliau setelah menolong persalinan, beliau selalu menuliskan di buku tentang data pasien beliau. Tanpa papan nama atau artibut lainnya nama beliau terkenal di daerah nya bahkan orang dari daerah yang jauhpun datang untuk meminta bantuannya. Beliau bukan hanya menolong persalinan, tapi memberikan pijatan bagi si ibu yang baru melahirnya, memandikan bayi hingga tali pusarnya putus, tindik anting pada bayi, memberikan pijatan pada bayi dan melakukan sunat pada bayi perempuan apabila ada yang meminta dan diluar itu juga sebagian orang yang masih percaya akan tradisi meminta beliau hadir untuk acara 4 bulanan atau 7 bulanan dan mengubur ari-ari.

Beliau bekerja sebagai dukun beranak / paraji dari dulu sampai sekarang tidak pernah memberikan tarif, beliau hanya menerima apa yang orang-orang beri dan tidak sedikit pula pula beliau temui orang-orang yang tidak mampu membayar tapi beliau tetap dengan ikhlas menolong mereka.

Selama karir sebagai dukun beranak / paraji beliau alhamdulilah tidak pernah menangani pasien yang meninggal karena melahirkan. Pengalaman selama berpuluh-puluh tahun menjadikan beliau akurat memberikan perhitungan tentang umur kehamilan seseorang.

Tapi sejak beberapa tahun terakhir ada himbauan beliau tidak di perbolehkan lagi menolong persalinan oleh beberapa dokter di daerah beliau tinggal, bahkan ancaman jika beliau masih menolong persalinan beliau akan dikenakan denda atau dilaporkan ke Polisi. Tidak jarang pasien dari keluarga kurang sejahtera datang meskipun tengah malam dan memohon bantuan beliau, bagi beliau itu dilema yang sangat besar bagi beliau di satu sisi hukuman yang siap kapan saja datang dan di satu sisi rasa iba ingin menolong sesama. Tidak semua orang mampu pergi ke dokter atau bidan meskipun pemerintah menggembor-gemborkan BPJS tapi pada praktik di lapangan hal ini sangat sulit apalagi untuk masyarajat yang tidak tahu apa-apa mereka harus meminta bantuan orang lain yang menegerti tentang ini. Sekarang beliau sudah benar-benar berhenti dan hanya bekerja apabila ada orang yang ingin di pijat atau bayi yang di pijat, tiap kali ada yang memohon bantuan dengan berat hati beliau mengarahkan mereka kepada bidan setempat karena masalah akan semakin rumit jika beliau menolong orang-orang itu.

Di usia yang semakin senja tanpa di temani seorang suami beliau tinggal di rumah yang sama dengan kedua anak beliau. Suaminya telah meninggal dunia dan anak-anak beliaupun belum bisa dikatakan hidup berkecukupan mereka masih belum bisa memberi kepada beliau.

Uang dari memijat beliau selalu gunakan untuk keperluan beliau sehari-hari dan seperti biasa sepulang dari memijat cucu-cucu beliau sudah menunggu di depan pintu untuk meminta uang jajan. Kebiasaan yang selalu beliau lakukan apabila mendapatkan pasien yang meminta di pijat, beliau akan membagikan sebagian uangnya kepada para jompo yang tinggal di sekitar tempat beliau dan cucu-cucu beliau.

Beliau terkenal sebagai orang yang mudah memberi dan polos, kepolosan ini sering kali menjadi hal yang bisa membuat para pasiennya tertawa.

Jujur saya menceritakan hal ini dengan mata yang merah menahan tangis, saya belum memiliki apapun untuk bekal di akhirat nanti bahkan menolong orang lainpun masih belum bisa, tapi beliau sudah menolong banyak nyawa tanpa memperdulikan berapa banyak uang yang bisa beliau dapatkan. Semoga Allah memberikan kesehatan selalu kepada beliau dan umur yang barokah.

Semoga menginspirasi


You Might Also Like

0 comments